Mataram NTB - Penanganan korban bencana hidrometerologi yang melanda kawasan pantai mapak indah kota Mataram pada Desember lalu mulai dilakukan.
Tahapan perencanaan yang dimulai dari penyusunan Detail Engineering Design (DED) harus segera diselesaikan. Hal tersebut ditegaskan oleh Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana saat mengunjungi lahan relokasi hibah dari Pem Prov Nusa Tenggara Barat pada Rabu (11/12/23).
“Satu pekan ke depan ini disiapkan untuk perencanaannya. Detail Engineering Design atau DED-nya dalam waktu sepekan ini harus selesai.” tegas Wali Kota yang didampingi oleh Sekda Kota Mataram, SKPD terkait, serta Camat Sekarbela dan Lurah Jempong Baru.
Wali Kota juga meminta kepada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) kota Mataram, untuk menyusun timeline kerjanya, agar progres pekerjaan pembangunan Hunian Sementara (huntara) ini bisa dipantau terus, mulai dari tahap pendahuluan, tahapan adminsitrasi yang berkaitan dengan keuangan, dimana harus dilakukan pergeseran pergeseran anggaran, hingga tahapan pelaksanaannya bisa terpantau dengan baik.
Seperti diketahui bersama, pasca bencana tersebut, sebanyak 20 rumah warga mengalami kerusakkan, dan 28 kepala keluarga terkena dampak dari bencana hidrometerologi tersebut, dan perlu untuk di relokasi. Pemprov NTB menyiapkan lahan relokasi seluas 20 are yang terletak di belakang kantor Dinas Perhubungan Kota Mataram sebagai tempat relokasi.
“ Lahan ini sudah diserahkan, walau secara formal belum dilakukan, tapi itu sudah cukup bagi kita (Pemkot) sebagai dasar untuk melakukan tahapan selanjutnya yaitu perencanaan dan lain sebagainya, " terang Mohan seraya menjelaskan bahwa pihak Pemkot Mataram terus melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan pihak Pemprov NTB terkait dengan lahan relokasi tersebut.
Selain itu Kepala Dinas Perkim M Nazarudin Fikri memaparkan, bahwa di lokasi ini akan dibangun sebanyak 30 kavling huntara yang bisa dipergunakan oleh para korban terdampak bencana hidrometerologi yang lalu.
“Untuk luasannya sebesar 4 meter kali 8 meter dengan menggunakan konstruksi yang tahan gempa dan ringan serta cepat dalam proses pengerjaannya tanpa mengurangi kualitas bangunan tersebut, "pungkas Ujang, demikian sapaan akrabnya.(Adb)